Rabu, 24 September 2014

TIPS BERFOTO SAAF TRAVELING

Kiat Melakukan Foto Saat Traveling
            Salah satu kegiatan yang paling mengasyikkan saat berlibur adalah mengabadikan sebanyak mungkin objek wisata yang dikunjungi, sebelum kembali lagi ke kota asal. Namun kebanyakan orang yang baru pulang berlibur mengaku kecewa setelah melihat hasil foto yang telah diabadikannya.
Pasalnya, kebanyakan dari mereka ternyata memotret banyak sudut gambar yang sama dan melupakan momen atau objek lain yang sebetulnya juga seru untuk diabadikan. Termasuk sering lupa mengabadikan diri sendiri di sejumlah spot atau sudut unik di lokasi wisata.
Tetapi jangan khawatir, sebelum merencanakan masa liburan yang akan datang, ada baiknya Anda simak dulu sejumlah tips memotret tempat wisata layaknya fotografer profesional, agar tak menyesal sepulang dari berwisata.
Dalam buku terbarunya, “Hampir Fotografi”, Jerry Aurum mengungkapkan ‘filosofi’-nya akan dunia foto-memfoto. Buku ini ditulis dengan bahasa yang santai dan blak-blakan, yang mencakup beragam topik, termasuk fotografi travel. Namun, sebelum sampai ke situ, ada satu kalimat menarik yang dibubuhi Jerry di awal buku, yaitu “it’s not my camera that makes me a photographer.”

Kalimat tersebut terasa begitu relevan di zaman sekarang, ketika hampir semua gadget bisa disulap menjadi alat mengambil gambar; telepon genggam, komputer tablet, kamera poket, prosumer, dan seterusnya. Intinya, dalam fotografi, Jerry seperti ingin mengingatkan bahwa faktor yang lebih utama ketimbang alat adalah individu itu sendiri. Dan ini termasuk dalam fotografi travel.

“Yang paling harus kita hindari saat bepergian adalah gaya kuli, apalagi kalau Anda bukan binaragawan,” tutur Jerry. Pendapat ini mengacu pada kecenderungan fotografer membawa alat-alat fotografi secara berlebihan ketika traveling. Misalnya, membawa dua tas kamera, dua bodi kamera, lensafix hingga tele 400 mm, belum ditambah battery grip, flash, hingga tripod

Selain mempersulit pergerakkan, fotografer travel seperti ini akan sangat mencolok, sehingga bisa menyulitkan dalam beberapa kondisi – terutama dalam konteks street photography, seperti pendekatan dengan orang-orang lokal di pasar, atau memanjat ke lokasi yang sulit dijangkau. Buat Jerry, “satu kamera, dua lensa zoom, satu flash kecil, satu kamera saku dan satu baterai cadangan sudah cukup. Lebih dari cukup.”

Selebihnya, kejelian Anda di lapanganlah yang menentukan. Ada setidaknya dua hal yang perlu diperhatikan terkait fotografi travel. Pertama, Anda mestilah memperhatikan waktu pemotretan – terutama untuk lokasi di luar ruangan. Kenali atraksi di tempat tujuan Anda, dan melakukan eksplorasi terhadap hal-hal yang kelihatannya ‘biasa’ saja.


Kedua, fotografi travel menuntut kita memperhatikan kultur dan kebiasaan orang lokal yang menarik. Usahakan membuat foto dengan sudut pandang berbeda, kalau perlu ekstrim. Jangan terlalu memerdulikan faktor teknis kamera bila masih belum menguasai. Menurut Jerry, “kamera sekarang sudah canggih, bisa membantu kita soal yang satu itu, sehingga kita bisa konsentrasi mengutamakan hal yang lebih penting, yaitu membuat foto bagus.”

Bagaimana pun, Jerry mengatakan ada hal-hal lain yang potensial dan menyenangkan dari fotografi travel. Misalnya, kemungkinan mendapat uang dari foto-foto yang dijual ke situs stok foto maupun media penerbitan. Atau, foto-foto tersebut bisa dicetak dan dijual sebagai foto seni yang harganya bisa selangit.

Namun, Jerry juga menambahkan bahwa ada satu hal yang paling berharga dari traveling itu sendiri, yaitu inspirasi yang muncul karenanya. “Saya bertipe motorik. Dalam dunia kreatif, tipe motorik adalah orang yang cenderung menelurkan ide sambil mulai melakukan proses pengerjaan.” Jadi, tak ada alasan lagi untuk tidak memotret sambil traveling, kan?

Baca juga: 
1. Stop Memotret dan Nikmati Suasana Liburan
Banyak pasangan atau teman seperjalanan lebih banyak menghabiskan waktu dengan memotret sepanjang hari selama liburan. Lantas, kapan Anda menikmati masa-masa liburan di tempat yang unik dan memesona? Ada baiknya sesekali Anda tanggalkan kamera dan ponsel, masuklah ke sebuah kafe dan nikmati sepiring kue atau makanan khas setempat dan secangkir kopi atau minuman tradisional yang menjadi favorit para pendatang.
2. Minta Tolong Orang Lokal Memotret
Ya, Anda boleh saja sesering mungkin ber-selfie  ria bersama pasangan atau teman seperjalanan. Namun tak ada salahnya, kok sesekali minta bantuan para wisatawan lain atau orang lokal untuk memotret Anda bersama pasangan atau teman sehingga leluasa untuk bergaya sesuka hati. Cara ini juga bisa sekaligus untuk mendekatkan diri dengan orang-orang setempat dan mengorek informasi lebih detail mengenai kota atau kawasan wisata yang Anda kunjungi.
3. Tentukan Tema Pemotretan
“Ada baiknya Anda ketahui kawasan wisata mana saja yang akan dikunjungi, untuk menentukan tema foto yang ingin Anda buat,” saran Connett. “Misalnya, gedung-gedung peninggalan masa lalu, museum, kuliner khas setempat, pasar lokal, suvenir khas, transportasi unik, dan lain sebagainya. Dalam kata lain, fotografi adalah soal bagaimana Anda merasakan kembali sensasi perjalanan selama berwisata, di saat melihat hasil foto yang Anda bawa pulang.” Sebagai contoh, “Teman saya sesama fotografer membuat tema pernikahan di setiap tempat yang ia kunjungi sebagai tema wisatanya. Ini menarik dan sangat unik untuk diabadikan dan dikoleksi,” imbuh Connett.
4. Jangan Memotret Sepanjang Hari
Jika Anda terlalu ambisius untuk mendapatkan banyak foto unik di kawasan wisata yang Anda kunjungi, bisa jadi Anda akan kehilangan momen yang begitu berharga untuk Anda nikmati. Misalnya, ketika menyaksikan pergelaran tari atau drama di suatu tempat, Anda tentu akan kehilangan jalan ceritanya jika sepanjang pertunjukan Anda hanya memotret saja. Ingat, menikmati foto panorama indah akan semakin bermakna ketika Anda pun ikut menikmati setiap detik perjalanan wisata dengan santai dan relaks.
Maka, ”Batasi diri saat memotret dan nikmati sisa waktu dengan melakukan banyak hal yang juga tak kalah menyenangkan di lokasi wisata. Misalnya, berenang, memancing, berbelanja, dan lain sebagainya,” saran Connett lagi.
5. Perhatikan Keamanan dan Kenyamanan Liburan
Jangan pernah ambil risiko terlalu besar hanya untuk mengabadikan foto di area yang sulit, hanya untuk membuktikan bahwa Anda sudah pernah ke tempat itu. Misalnya, mengambil gambar dari atas puncak butik yang berisiko terhadap keselamatan Anda.
Yang namanya berlibur, sebaiknya Anda nikmati saja setiap perjalanan dan memotret untuk menambah pengalaman. Lebih baik terlewat satu momen dan mengingatnya di dalam benak selama hidup, daripada mengorbankan jiwa Anda sendiri.
6. Cetaklah Setiap Foto
Menyimpan foto-foto perjalanan dan pengalaman berwisata di laman akun media sosial memang akan membuat senang, apalagi bila dikomentari dengan banyak tanggapan positif dari teman-teman Anda. Tapi dengan mencetak sebagian foto yang paling menarik, juga akan semakin menambah rasa senang, terutama bila disimpan di dalam bingkai yang ditaruh di meja atau dinding yang sering Anda lihat. Nah, selamat berlibur dan menangkap momen berharga dengan kamera!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar